Sehari Bersama Al-Qur’an (Ramadhan)
Sehari Bersama Al-Qur’an (Ramadhan)
“(Yaitu) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” [QS. Al-Baqarah : 185]
Dari ayat diatas dapat diambil banyak pelajaran. Diantaranya adalah bahwa Allah SWT berkenan menurunkan Kitab yang mulia pada bulan yang mulia dan dengan tujuan yang sangat mulia. Al-Qur’an bukan buku cerita, meskipun di dalamnya terdapat banyak cerita. Ia juga bukan buku sastra, meskipun keindahan bahasanya tidak tertandingi oleh ahli bahasa manapun. Ia juga bukan buku sains, meskipun di dalamnya terdapat banyak ayat yang berbicara tentang ilmu pengetahuan.
Ayat di atas menjelaskan tiga fungsi diturunkannya Al-Qur’an, yaitu :
Petunjuk bagi semua manusia dalam menjalani hidupnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penjelas dan argumen yang kuat bagi orang yang memahami dan mengkajinya.
Pedoman untuk menbedakan antara yang halal dan yang haram serta antara yang haq dan yang bathil.
Kemuliaan Al-Qur’an terletak pada segala hal yang berkaitan dengannya, seperti : membacanya, mendengarkannya, menghafalnya, mentadabburi (merenungkan)nya, mengamalkannya, mendakwahkannya dan sebagainya. Semua aktifitas tersebut adalah kebajikan yang berpahala besar di sisi Allah. Selain itu, kemuliaan Al- Qur’an juga terletak pada fungsinya, yakni sebagai kitabul hidayah (buku petunjuk).
Diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair bahwa Ibnu Abbas ra berkata, ”Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan (secara utuh/sekaligus) dari Lauh Mahfud menuju langit dunia lalu ditempatkan di Baitul ’Izzah (rumah kemuliaan). Selanjutnya Al-Qur’an diturunkan (secara bertahap) kepada Rasulullah SAW, selama 23 tahun untuk menjawab kehidupan manusia.”
Setelah mengetahui kemuliaannya, maka seharusnya seorang muslim mengisi hari-harinya di bulan Ramadhan dengan berinteraksi secara penuh bersama Al-Qur’an. Bahkan untuk menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an secara utuh serta untuk menggali sebanyak mungkin ilmu tentang Al-Qur’an, seorang muslim – secara individu maupun bersama orang lain – dapat melakukan kajian secara komprehensip terhadap Al-Qur’an.
Kegiatan ini di beberapa tempat di Indonesia biasa di sebut dengan Yaum Ma’a Al-Qur’an (sehari bersama Al-Qur’an). Sudah barang tentu, setelah hari itu, kecintaan terhadap Al-Qur’an semakin kuat dan mesra. Diantara pokok-pokok kajian yang perlu diadakan dalam rangkaian acara Sehari Bersama Al-Qur’an adalah
1. Tadarus dan Tadabbur Al-Quran.
Membaca Al Qur’an adalah amal yang diperintahkan untuk dilakukan setiap muslim setiap hari dan lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Hal tersebut karena Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an dan pada setiap Ramadhan malaikat Jibril as senantiasa datang kepada Rasulullah saw untuk bertadarrus Al-Qur’an bersamanya. Dan membaca Al-Qur’an adalah aktifitas yang senantiasa menguntungkan sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir: 29)
Allah berfirman:
Artinya : “Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al-Quran ataukah hati mereka terkunci“ (QS. Muhammad : 24)
2. Tahsin Tilawah.
Telah dijelaskan di atas, bahwa tilawah atau tartil Al-Qur’an meruapakan ibadah yang bernilai pahala tinggi. Berikut ini ayat Al-Qur’an dan sebagian kecil dari hadits Rasulullah saw yang menjelaskan urgensi tilawah Al-Qur’an dengan baik dan benar :
Artinya : “Rasul berkata, ‘Ya Rabbi, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan (sesuatu yang diabaikan)”. (QS. Al-Furqan : 30)
Rasulullah saw bersabda, “Bacalah Al-quran karena sesungguhnya Al-quran itu datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pembacanya“. ( HR. Muslim)
Dalam sabdanya yang lain, “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir akan bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata serta berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala “. (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan sama dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan, ‘Alif Laam Miim adalah satu huruf, namun (yang aku maksud) ialah Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf”. (HR.Tirmidzi)
Di sini dapat dijelaskan bahwa pahala yang didapat dari membaca Al-Qur’an ditentukan oleh kuantitas dan kualitasnya, disamping keikhlasan hati dan perhatian terhadap adab-adab tilawah pada saat membacanya.
3. Berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang mukmin terhadap Al-Qur’an utamanya di bulan Ramadhan? Secara garis besar dapat dirinci sebagai berikut :
menjaga keimanan kepadanya agar mendapat bimbingan
membaca dan mendengarkannya agar mendapatkan pahala
mentadabburinya agar mendapatkan ilmu
berkomitmen untuk melaksanakan perintahnya dan
meninggalkan larangannya agar mendapat berkah dari kehidupan
Hal-hal diatas tidak hanya dilaksanakan selama bulan Ramadhan saja. Tetapi seharusnya menjadi amalan rutin setiap muslim atau yang lazim disebut wirid qur’ani.
Penulis : Ust. Farid Dhofir, Lc, MSi
“(Yaitu) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” [QS. Al-Baqarah : 185]
Dari ayat diatas dapat diambil banyak pelajaran. Diantaranya adalah bahwa Allah SWT berkenan menurunkan Kitab yang mulia pada bulan yang mulia dan dengan tujuan yang sangat mulia. Al-Qur’an bukan buku cerita, meskipun di dalamnya terdapat banyak cerita. Ia juga bukan buku sastra, meskipun keindahan bahasanya tidak tertandingi oleh ahli bahasa manapun. Ia juga bukan buku sains, meskipun di dalamnya terdapat banyak ayat yang berbicara tentang ilmu pengetahuan.
Ayat di atas menjelaskan tiga fungsi diturunkannya Al-Qur’an, yaitu :
Petunjuk bagi semua manusia dalam menjalani hidupnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Penjelas dan argumen yang kuat bagi orang yang memahami dan mengkajinya.
Pedoman untuk menbedakan antara yang halal dan yang haram serta antara yang haq dan yang bathil.
Kemuliaan Al-Qur’an terletak pada segala hal yang berkaitan dengannya, seperti : membacanya, mendengarkannya, menghafalnya, mentadabburi (merenungkan)nya, mengamalkannya, mendakwahkannya dan sebagainya. Semua aktifitas tersebut adalah kebajikan yang berpahala besar di sisi Allah. Selain itu, kemuliaan Al- Qur’an juga terletak pada fungsinya, yakni sebagai kitabul hidayah (buku petunjuk).
Diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair bahwa Ibnu Abbas ra berkata, ”Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan (secara utuh/sekaligus) dari Lauh Mahfud menuju langit dunia lalu ditempatkan di Baitul ’Izzah (rumah kemuliaan). Selanjutnya Al-Qur’an diturunkan (secara bertahap) kepada Rasulullah SAW, selama 23 tahun untuk menjawab kehidupan manusia.”
Setelah mengetahui kemuliaannya, maka seharusnya seorang muslim mengisi hari-harinya di bulan Ramadhan dengan berinteraksi secara penuh bersama Al-Qur’an. Bahkan untuk menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an secara utuh serta untuk menggali sebanyak mungkin ilmu tentang Al-Qur’an, seorang muslim – secara individu maupun bersama orang lain – dapat melakukan kajian secara komprehensip terhadap Al-Qur’an.
Kegiatan ini di beberapa tempat di Indonesia biasa di sebut dengan Yaum Ma’a Al-Qur’an (sehari bersama Al-Qur’an). Sudah barang tentu, setelah hari itu, kecintaan terhadap Al-Qur’an semakin kuat dan mesra. Diantara pokok-pokok kajian yang perlu diadakan dalam rangkaian acara Sehari Bersama Al-Qur’an adalah
1. Tadarus dan Tadabbur Al-Quran.
Membaca Al Qur’an adalah amal yang diperintahkan untuk dilakukan setiap muslim setiap hari dan lebih ditekankan lagi pada bulan Ramadhan. Hal tersebut karena Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an dan pada setiap Ramadhan malaikat Jibril as senantiasa datang kepada Rasulullah saw untuk bertadarrus Al-Qur’an bersamanya. Dan membaca Al-Qur’an adalah aktifitas yang senantiasa menguntungkan sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir: 29)
Allah berfirman:
Artinya : “Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al-Quran ataukah hati mereka terkunci“ (QS. Muhammad : 24)
2. Tahsin Tilawah.
Telah dijelaskan di atas, bahwa tilawah atau tartil Al-Qur’an meruapakan ibadah yang bernilai pahala tinggi. Berikut ini ayat Al-Qur’an dan sebagian kecil dari hadits Rasulullah saw yang menjelaskan urgensi tilawah Al-Qur’an dengan baik dan benar :
Artinya : “Rasul berkata, ‘Ya Rabbi, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan (sesuatu yang diabaikan)”. (QS. Al-Furqan : 30)
Rasulullah saw bersabda, “Bacalah Al-quran karena sesungguhnya Al-quran itu datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pembacanya“. ( HR. Muslim)
Dalam sabdanya yang lain, “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir akan bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata serta berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala “. (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga, Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan sama dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan, ‘Alif Laam Miim adalah satu huruf, namun (yang aku maksud) ialah Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf”. (HR.Tirmidzi)
Di sini dapat dijelaskan bahwa pahala yang didapat dari membaca Al-Qur’an ditentukan oleh kuantitas dan kualitasnya, disamping keikhlasan hati dan perhatian terhadap adab-adab tilawah pada saat membacanya.
3. Berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang mukmin terhadap Al-Qur’an utamanya di bulan Ramadhan? Secara garis besar dapat dirinci sebagai berikut :
menjaga keimanan kepadanya agar mendapat bimbingan
membaca dan mendengarkannya agar mendapatkan pahala
mentadabburinya agar mendapatkan ilmu
berkomitmen untuk melaksanakan perintahnya dan
meninggalkan larangannya agar mendapat berkah dari kehidupan
Hal-hal diatas tidak hanya dilaksanakan selama bulan Ramadhan saja. Tetapi seharusnya menjadi amalan rutin setiap muslim atau yang lazim disebut wirid qur’ani.
Penulis : Ust. Farid Dhofir, Lc, MSi
Komentar
Posting Komentar