Antara Profesionalisme kerja versus rasa kemanusiaan
Beberapa hari yang lalu merupakan hari yang tidak biasanya dilalui oleh seorang anak yang berusaha untuk kesembuhan ayahnya di sebuah rumah sakit
Dipagi hari yang cerah dihari yang kedua di rumahsakit yang cukup besar si fulan bersama ayahnya seorang keluarga memberanikan untuk berobat setelah sekian lama belum bisa disembuhkan
dengan berbekal sktm ya itulah singkatan yang sangat familiar di telinga pasien yang tidak mampu dan sangat membantu dan begitu menyebalkan buat pegawai rumah sakit atau puskesmas karena hampir dipastikan si pasien tidak akan mengeluarkan uang sepersenpun,
pagi itu seorang perawat menunjukan sebuah kertas untuk mengambil darah untuk transfusi ayahnya di PMI ya... orang kebanyakan menyebutnya palang merah indonesia sebuah lembaga sosial yang memiliki infrastruktur yang cukup megah dibalik sebuah kemanusiaan, dan dikelola secara profesional yang setiap tahun dengan sk bupati menarik dana seribu rupiah kepada setiap warga bisa dibayangkan kalau jumlah warga nya 200 jt udah berapa yang didapat...eh bukannya mengungkit-ungkit.....belum lagi donor darah yang hampir dilakukan setiap hari...
dilantai dua terpampang tulisan yang sangat besar sebagai berikut
kelompok jasa, administrasi dsb... Rp 75.200,-
kelompok habis pakai Rp 174.800,-
kantong darah Rp 51.750,-
gol darah Rh dan Hb Rp 8.625,-
Reagensia Cross Match Rp 26.450,-
HBsAS Rp 15.525,-
Anti HCV Rp 41.400,-
VDRL Rp 10.925,-
HIV Rp 15.525,-
Bhan Rp 4.600,-
Kalau dijumlah sekitar Rp 250.000,- kebetulan pagi itu si fulan membutuhkan 2 kantong darah yang kalau di jumlah Rp 500.000,- berdasarkan papan pengumuman yang dikeluarkan dengan nomor 468/4621/2009/5.2 ini tentu membuat deg-degan karena bayangannya dengan membawa sktm bisa membawa dengan gratis, ternyata setelah diamati dari pengambil darah ada dua yang langsung dilayani yang pertama dari rs lain dan yang kedua yang langsung membayar ...setelah ditunggu sekitar 1 jam lebih akhirnya seorang penjaga kasir memanggil dan menunjukan nota sebesar 500 rb ....dengan sedikit penjelasan ternyata tidak diterimabahkan dengan memo salah seoang anggota dewan yang sangat memperhatikan masalah kesehatan orang miskin ternyata tidak di gubris...
Akhirnya dengan uang yang ada dibelinya satu botol eh bukan beli katanya orang PMI pengganti pemeriksaan...
Ternyata walaupun seorag pendonor darah ketika membutuhkan darah tetap dikenai biaya yang sama walaupun benar-benar tidak mampu. Sudah ada keterangan dari rt, rw, kecamatan, sampai departemen kesehatan ternyata tidak diterima...dengan sedikit kecewa akhirnya hari itu dipagi yang cerah meninggalkan gedung yang cukup megah entah dari mana ya...mbangunya maksudnya uangnya dari mana.......:< Ternyata dibalik kerja-kerja kemanusiaan seharusnya tidak dikorbankan dengan keprofesionalan yang harus di hargai dengan uang.
Dipagi hari yang cerah dihari yang kedua di rumahsakit yang cukup besar si fulan bersama ayahnya seorang keluarga memberanikan untuk berobat setelah sekian lama belum bisa disembuhkan
dengan berbekal sktm ya itulah singkatan yang sangat familiar di telinga pasien yang tidak mampu dan sangat membantu dan begitu menyebalkan buat pegawai rumah sakit atau puskesmas karena hampir dipastikan si pasien tidak akan mengeluarkan uang sepersenpun,
pagi itu seorang perawat menunjukan sebuah kertas untuk mengambil darah untuk transfusi ayahnya di PMI ya... orang kebanyakan menyebutnya palang merah indonesia sebuah lembaga sosial yang memiliki infrastruktur yang cukup megah dibalik sebuah kemanusiaan, dan dikelola secara profesional yang setiap tahun dengan sk bupati menarik dana seribu rupiah kepada setiap warga bisa dibayangkan kalau jumlah warga nya 200 jt udah berapa yang didapat...eh bukannya mengungkit-ungkit.....belum lagi donor darah yang hampir dilakukan setiap hari...
dilantai dua terpampang tulisan yang sangat besar sebagai berikut
kelompok jasa, administrasi dsb... Rp 75.200,-
kelompok habis pakai Rp 174.800,-
kantong darah Rp 51.750,-
gol darah Rh dan Hb Rp 8.625,-
Reagensia Cross Match Rp 26.450,-
HBsAS Rp 15.525,-
Anti HCV Rp 41.400,-
VDRL Rp 10.925,-
HIV Rp 15.525,-
Bhan Rp 4.600,-
Kalau dijumlah sekitar Rp 250.000,- kebetulan pagi itu si fulan membutuhkan 2 kantong darah yang kalau di jumlah Rp 500.000,- berdasarkan papan pengumuman yang dikeluarkan dengan nomor 468/4621/2009/5.2 ini tentu membuat deg-degan karena bayangannya dengan membawa sktm bisa membawa dengan gratis, ternyata setelah diamati dari pengambil darah ada dua yang langsung dilayani yang pertama dari rs lain dan yang kedua yang langsung membayar ...setelah ditunggu sekitar 1 jam lebih akhirnya seorang penjaga kasir memanggil dan menunjukan nota sebesar 500 rb ....dengan sedikit penjelasan ternyata tidak diterimabahkan dengan memo salah seoang anggota dewan yang sangat memperhatikan masalah kesehatan orang miskin ternyata tidak di gubris...
Akhirnya dengan uang yang ada dibelinya satu botol eh bukan beli katanya orang PMI pengganti pemeriksaan...
Ternyata walaupun seorag pendonor darah ketika membutuhkan darah tetap dikenai biaya yang sama walaupun benar-benar tidak mampu. Sudah ada keterangan dari rt, rw, kecamatan, sampai departemen kesehatan ternyata tidak diterima...dengan sedikit kecewa akhirnya hari itu dipagi yang cerah meninggalkan gedung yang cukup megah entah dari mana ya...mbangunya maksudnya uangnya dari mana.......:< Ternyata dibalik kerja-kerja kemanusiaan seharusnya tidak dikorbankan dengan keprofesionalan yang harus di hargai dengan uang.
nice post brow...
BalasHapussalam kenal yeah
Alangkah bermaharajalelanya wang sehingga meragut rasa kemanusiaan dan keikhlasan... Salam perkenalan. fuzjee.blogspot.com
BalasHapusNice article you got here. I'd like to read a bit more about that theme. The only thing that blog needs is some pictures of some devices.
BalasHapusKate Karver
cel phone jammer