Menag Berharap Pendidikan Islam Jadi Nomor Satu

Tuesday, 27 April 2010 11:37 Nasional

Jika dikelola secara sinergis, pendidikan Islam di Indonesia akan menjadi pendidikan nomor satu

Hidayatullah.com--Menteri Agama (Menag), Suryadarma Ali siang senin (26/4) resmi membuka acara Musyawarah Besar Kedua Komunitas Persatuan Alumni Darul Ulum Pondok Pesantren Banyu Anyar (Peradaban) yang dilaksanakan di kampus Pesantren Banyu Anyar di Kecamatan Palengahan Pamekasan Madura. Acara itu dihadiri lebih dari dua puluh ribu peserta yang merupakan alumni Pondok Pesanren Banyu Anyar yang saat ini telah menyebar di beberapa propinsi di Indonesia.
Dalam sambutannya Menteri Agama menegaskan bahwa dirinya melihat kontribusi besar ulama dalam proses menuju terbentuknya Negara pesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari sejak masa penjajahan, perjuangan sampai kemerdekaan, khususnya kemampuan para ulama dalam mempertahankan mentalitas para santri untuk senantiasa siap siaga melakukan amar ma’ruf nahi munkar melalui jalur pendidikan di pesantren-pesantren.

“Ulama di Indonesia secara historis sangat berjasa besar kepada NKRI ini. Mereka (ulama) telah mencerdaskan generasi bangsa jauh sebelum NKRI ini berdiri. Bahkan mereka (ulama) berhasil memobilisasi rakyat untuk melawan penjajahan di bumi yang kita cintai ini. Saat ini pun perjuangan mereka tidak mengalami kemunduran, di tengah-tengah penetrasi budaya Barat, pesantren tetap mampu melahirkan para kader bangsa yang cerdas, bertaqwa dan berpribadi mulia serta dapat diandalkan,” terangnya dengan penuh semangat.

Oleh karena itu, Suryadarma Ali, menegaskan bahwa sebagai umat Islam sudah saatnya pendidikan Islam di Indonesia menjadi pendidikan yang unggul dan mencerahkan.

“Secara konsep, materi-materi pendidikan Islam sudah unggul. Segala tujuan mulia pendidikan dari sisi kemanusiaan dan segala aspek penting lainnya terakomodir dalam konsep-konsep dasar Islam. Kemudian, secara metode, pendidikan Islam terbukti terbaik sejak zaman Nabi Muhammad saw, sekarang tinggal pengelolaannya saja, kalau sinergis insyaallah bisa. Oleh karena itu saya tidak rela jika pendidikan Islam di Indonesia dianggap nomer dua, pendidikan Islam harus menjadi nomer satu di Indonesia bahkan di dunia,” terangnya yang disambut pekikan takbir para peserta.

Menteri Agama yang sebelum sambutannya juga sempat mendengarkan pembacaan hasil musyawarah ulama se-Madura yang menuntut untuk dihapuskannya paham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme di Indonesia itu, menegaskan bahwa dirinya sebagai wakil pemerintah berkomitmen untuk mengatasi problem kekinian yang banyak meresahkan umat Islam Indonesia.

“Mengenai masalah-masalah yang menimbulkan keresahan di tengah-tengah umat Islam di Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mempercayakan sepenuhnya persoalan ini kepada kementerian agama. Jadi Insyaallah saya akan mengatasi semua masalah-masalah keagamaan di Indonesia sekaligus meningkatkan kualitas keberagamaan di negeri yang kita cintai ini,” jelasnya.

Komunitas Peradaban

Komunitas Peradaban kependekan dari Persatuan Alumni Darul Ulum Pondok Pesantren Banyu Anyar. Organisasi ini didirikan sejak lima tahun silam (2005) yang saat ini sedang mengadakan acara musyawarah besar II.

Dalam musyawarah besar ini, Drs. Khalil Asy’ari terpilih sebagai ketua umumnya.

Pesantren Banyu Anyar sendiri telah eksis sejak tahun 1787 M, di Palengahan Pamekasan dengan pendirinya KH, Itsbat Ishak yang banyak melahirkan kader ulama di pulau Madura dan Jawa Timur. Saat ini pesantren yang diasuh oleh KH. M. Syamsul Arifin itu memiliki tidak kurang 5000 santri dan santriwati.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Bupati Pamekasan, KH. Drs. Khalilur Rahman itu, KH. M. Syamsul Arifin berpesan kepada seluruh santri dan alumni santri agar senantiasa berupaya menegakkan ajaran Islam. Minimal seperti apa yang terangkum dalam motto pesantren selama ini.

“Mari kita bersama-sama berusaha untuk senantiasa menjadi muslim yang baik, bermanfaat dan mencerahkan. Setidaknya melalui motto kita bersama sebagai santri dan santriwati, bahwa tidak ada kebahagiaan kecuali ilmu yang bermanfaat dan senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT, karena itulah kunci keberuntungan dan kemuliaan di dunia dan akhirat,” harapnya. [imam/syab/hidayatullah.com]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Internet Summit 2009 in Surabaya

Industrial engineering

Ulama Internasional Dukung Turki Soal Tuduhan Genosida