Satu desa di kabupaten Gresik


Tak salah memang Gresik terkenal dengan ikon kota industri, namun predikat kota santri melekat kuat pada masyarakatnya. Sebuah paradigma yang bagi banyak orang bersebrangan. Salah satu desa kabupaten Gresik, yang terkenal dengan Industrinya adalah di daerah Manyar dimana disana ada beberapa pabrik yang cukup besar diantaranya Maspion, Mi sedap dan lainnya, selain itu disana juga ada beberapa industri kecil menengah yang sering disebut dengan UKM, sebagai salah satu pendukung ekonomi masyarakat disana.
Manyar, sebuah desa
dengan karakteristik masyarakat yang unik. Jika kita kesana dan bertamu menanyakan Denagn keberadaaan industri tersebut tentunya membentuk sebuah kultur masyarakat yang lain dikota santri ini. Selain terdapat banyak pondok juga terjadi pergeseran nilai-nilai local yang menjadi sebuah nilai baru yang unik
Terlepas dari apa yang sedang terjadi di daerah manyar gresik saat ini di tahun 2007 ini, tentunya sudah ada budaya-budaya asli ataupun nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat disekitarnya, yang sangat menarik adalah kebutuhan masyarakat sekarang yang begitu komplek akan tetapi masih begitu kuatnya ikatan terhadap budaya asli tersebut
Dalam uraian ini saya ingin mengungkapkan beberapa korelasi nilai masyarakat saat ini dengan perubahan yang terjadi pada masa-masa yang akan dating.


Berawal ketika saya silaturahim ke saudara istri saya yang kebetulan tinggal didaerah manyar, saya mulai menemukan sebuah nilai-nilai yang sangat kuat disini, sebagai contoh ketika kita berkunjung tentu menjadi keharusan untuk membawa semacam bingkisan/oleh-oleh untuk saudara kita, budaya arak-arakan ketika pengantin berkunjung ke mempelai putri dengan diiringi suara petasan dan hadrah serta iringan anak-anak kecil serasa sangat kuat disana, dilain waktu juga saya melihat ada budaya yang sangat bertentangan sekali dengan nilai kemanusiaan ketika adanya keharusan bancaan sebuah kebiasaaan di masyarakat Islam yang lebih dikenal dengan syukuran, tetapi dalam kontek kemanyaran bisa menjadi berlebihan dan membutuhkan uang yang banyak, terlepas orang yang melakukannya memang memiliki banyalk uang
Salah satu mata pencaharian disana adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pembuatan tas dimana salah satu pangsa pasar yang dibidik adalah pasar turi sebagai bagian dari central bisnis di Surabaya, itu juga yang terjadi pada pak Rofik yang melakukan usahanya sehari hari seingat saya beliau tidak punya pilihan lain selain di pasar turi, karena selain besar, disana juga menjadi pusat konsentrasi penjual untuk kulakan atau belanja dengan harga tyang lebih menjanjikan, tentu ini menjadi permasalah tersendiri ketika bencana kebakaran pasar turi bulan Agustus 2007 kemarin kerena secara tidak langsung telah mematikan siklus perdagangan UKM, Untuk pedagang sekelas pak rofik memang tidak begitu memprioritaskan kualitas karena memang lebih mengutamakan pangsa pasar menengah kebawah dan tas anak-anak, dan merasa sudah ada pangsa pasar untuk kualitas bagus seperti marvel, alpina, dan lain sebagainya, justru pandangan seperti inilah yang sebenarnya telah mematikan inovasi dan peluang yang ada khusunya di daearah Gresik yang sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar menjadi kota modern dengan ciri khasnya.
Tidak ada yang perlu dijadikan kambing hitam dalam permasalahan ini tetapi lebih baik ketika semua elemen di kabupaten ini khususnya pemda bisa memetakan kemampuan warganya sehingga tidak ada lagi memilih kerja di pabrik atau menjadi kuli/buruh karena UKM tidak menjanjikan dan keuntungannya sedikit, salah satu hal yang bisa dilakukan mungkin antara lain
1.Membuat semacam pemetaan daerah yang diproyeksikan menjadi centra UKM
2.Memberikan kemudahan untuk ijin usaha dan memberikan stimulus pelatihan secara berkala sehingga bisa menjadi profesional dan bermutu tinggi
3.Mencarikan investor/mengadakan pameran yang mencangkup seluruh potensi yang ada terutama bagi mereka yang benar-benar mau untuk berkembang
4.Menjadikan centra tidak hanya sebagai tempat bekerja tetapi lebih dari itu menjadi wisata belanja seperti yang terjadi di tanggulangin
5.Secara lapang dada memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk berkontribusi bagi pengembangan usaha, tidak hanya yang bermodal besar tetapi lebih dari itu memberikan kemudahan pinjaman dan pembinaan

Secara umum memang banyak hal yang masih bisa dilakukan akan tetapi minimal kita bisa secara bersama-sama membangun desa menata kota yang setahu saya menjadi slogan Pak Robbah Ma’sum sebagai Bupati gresik dan tidak hanya infrastruktur yang dibuat wah dan mendapat pujian dari orang, akan tetapi lebih dari itu membuat sistem yang tepat walaupun hanya masukan dari warganya.


4 Nov 2007
Sudah menjadi tradisi sejak 1940 an di indonesia sudah sangat melekat dengan adanya acara halal bihalal yang menjadi semacam efek dari keagungan bulan suci umat Islam yaitu bulan Romadhon tepatnya di bulan syawal dimana biasanya orang sangat menjunjung silaturahimnya yaitu dengan saling mengunjungi mulai dari saudara yang terdekat sampai ke tetangga. Khusunya di Indonesia ada tambahan budaya mudik yang menjadikan semua elemen masyarakat disibukan dengannya, mulai para sopir bis yang keluar kota, polisi yang menjaga lalu lintas, bahkan operator seluler yang berlomba-lomba menawarkan produknya terkait dengan mudik lebaran, belum lagi instansi atau perusahaan yang mengeluarkan THR dan lain sebagainya.
Di Masyarakat Manyar Kabupaten Gresik khususnya, sangat memegang erat kebiasaaan silaturahim ini, dan biasanya dengan digelar di kantor kepala desa dengan beberapa acara yang dilengkapi adanya door prise yang cukup menggiurkan seperti TV, Tape, Sepeda, dan lain sebagainya, ditambah lagi sebuah kebiasaaan di sana yaitu oleh-oleh bancaan yang tidak sedikit menurut pandangan saya, biasanya dalam 1 kantong ada 2 kG beras, buah-buahan dicampur nasi dan bahkan minuman besar, dari sudut yang lain misalnya disana masih sangat kuat budaya kopiah sarung, yang merupakan tren Gresik sebagai kota santri, ini bukti ketika saya menghadiri halal bi halal yang dihadiri kurang lebih 400 orang itu bisa dipastikan pakai kopiah dan saya kebetulan tidak membawa jadi dipinjami, dan pemakai sarung diatas 70 %, dan tidak ada yang pakai kaos, serta 90 % menggunakan baju takwa, jadi menurut pandangan saya budaya kultur masyarakat disana masih sangat kuat.
Selain dari itu disana juga memiliki suhu perpolitikan yang sangat panasa ini dapat dilihat dengan seringnya muncul di koran paska pemilihan kepala desa, yaitu demo warga, yang menuntut dari pihak yang kalah, selain itu disana merupakan basis massa nahdliyin yang cukup kuat.


Setelah beberapa bulan terakhir di tahun 2008 ini tidak sedikit pemuda di desa Manyar yang beralih menjadi pekerja seiring dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan disana sehinga secara tidak langsung merubah pola kehidupan disana
Kalau melihat kecamatan manyar mewakili kota gresik mungkin terlalui cepat menyimpulkan akan tetapi bisa dijadikan pelajaran dan antisipasi untuk kabupaten gresik kedepan sehingga selain infrastruktur yang ditopang dengan sungguh-sungguh juga ada penekanan publik khususnya stabilitas ekonomi dan stabilitas sistem pepolitikan yang sudah semakin dewasa ketimbang tahun-tahun sebelumnya yang hanya 1 partai berkuasa, ini tidak lepas dari pengaruh kota disekitar seperti surabaya sidoarjo pasuruan dan sekitarnya yang sudah menjadi kota industri
Sangat menarik disini ketika saya akan mengkorelasikan kultur budaya disana dengan tingkat kepuasan warga dan efeknya 10 tahun kedepan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Internet Summit 2009 in Surabaya

Industrial engineering

Ulama Internasional Dukung Turki Soal Tuduhan Genosida