Analisa line balancing dan evaluasi continous loop conveyor untuk mengurangi delivery time dengan pendekatan simulasi

abstract
The primary objective of a simulation study is to help improve the quality of
managerial decisions. Simulation using graphical animation easily conveys
results and serves a management scientist or an operations research analyst
the same way that the laboratory experiment serves the physical scientist.
Simulation in manufacturing is used for such situations as: determine system
capacity, test different inventory control strategies, identify bottlenecks,
optimise the system throughput, and plan new plant layout. In this study, the
solution of a line-balancing problem because of the increased amount of a
product was made. Simulation with animation is used because of decreasing
reaction to the change. Arena was used for simulating because it can achieve
input and output analysis and other features like animation. A simulation
model was improved for a company produced boiler of a central heating unit.
di 20:05

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Selain menggunakan fungsi mekanik kendaraan bermotor juga menggunakan fungsi-fungsi elektrik. Fungsi-fungsi elektrik dalam kendaraan bermotor dihubungkan dengan kabel-kabel, karena fungsi elektrik dalam kendaraan bermotor sangat banyak dan bermacam-macam, maka dibutuhkan banyak jenis kabel sesuai dengan kondisi yang ada. Kabel - kabel tersebut disusun sedemikian rupa sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan dihubungkan dengan konektor berikut terminalnya antara satu dengan yang lainnya sehingga memenuhi tujuan fungsi elektrik kendaraan secara keseluruhan. Susunan kabel, konektor berikut terminalnya, serta material lain yang menyertainya dengan dimensi tertentu sesuai yang diperlukan dalam rangka memenuhi fungsi elektrik suatu kendaraan disebut wiring harness. (Setiawan Danil, 2007)
Produksi wiring harness merupakan salah satu bidang industri yang tergolong unik dilihat dari sisi barang jadinya, sehingga jarang ditemukan di pasar bebas. Wiring harnes yang merupakan kumpulan dari satu atau lebih wire dengan beberapa part untuk mengalirkan arus listrik juga memiliki keragaman material, sehingga sangat berpengaruh dalam proses perakitannya. PT Indoprima Gemilang sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi wiring harness memiliki kebijakan untuk menerapkan teknologi industri yang terbaru, disertai dengan dukungan teknis yang kuat dan mencanangkan pelatihan manajemen untuk mempertahankan serta mengembangkan sumber daya manusia yang terlatih dan berkualitas, yang bertanggung jawab untuk mencapai kepuasan pelanggan dan memiliki keyakinan terhadap kualitas produk, ketepatan waktu pengiriman dan harga yang bersaing.
Salah satu tolak ukur keberhasilan suatu proses produksi adalah dilihat dari jumlah output produksinya. Perkembangan yang cukup signifikan terjadi berawal dari pengerjaan manual yang membutuhkan waktu pengerjaan lama, meningkat dari hari kehari dangan semakin banyaknya jumlah meja konveyor sebagai alternatif pengerjaan perakitan. (Setiawan Danil, 2007). Pada proses perakitan yang ada di PT Indoprima Gemilang memiliki beberapa permasalahan diantaranya adalah faktor metode kerja dan penentuan kecepatan konveyor yang optimal dalam pengerjaannya. Khususnya produk wiring harness dengan model FE-TD yaitu harness MK 599451M- yang menjadi obyek penelitian. Harness MK 599451M merupakan type harness yang memiliki jumlah permintaan relatif banyak tercatat pada bulan Januari sampai dengan Mei 2007 sebanyak 3240 set. Selain itu dari data yang diperoleh menunjukan produk tersebut memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, yaitu memiliki 30 step pengerjaan, Sehingga mengalami kesulitan dalam pembagian keseimbangan lintasan pada proses konveyor sehingga berpengaruh pada penentuan kecepatan konveyor yang dijadikan work instruction. Sebagai acuan terhadap output produksi, semakin cepat konveyor tersebut maka akan mampu menghasilkan output yang banyak.
Seiring dengan semakin komplek jenis wiring harness dan tingkat keanekaragaman yang cukup tinggi menyebabkan sulitnya menentukan waktu ideal dan metode kerja yang digunakan, hal ini berpengaruh terhadap ketepatan waktu pengiriman barang dikarenakan tidak memenuhi target. Efisiensi menjadi titik awal dari evaluasi yang akan dilakukan khususnya yang terjadi pada proses assembling, dimana penempatan meja konveyor berbentuk looping atau berputar, dengan beberapa aktifitas disetiap satu putaran dimulai dengan loading dan diakhiri dengan unloading menggunakan kecepatan dan flow rate tertentu, dengan pertimbangan delivery time yang dihasilkan, sehingga menggunakan analisa continous loop conveyor.
Pengerjaan perakitan di PT. Indoprima Gemilang ditinjau dari peta kerja setempat merupakan jenis peta pekerja dengan konveyor, sehingga penempatan operasi disini sangat menunjang keberhasilan suatu proses. Menurut Shahab (2006) bahwa selain efisiensi atau keseimbangan lintasan yang merupakan kriteria keberhasilan, penempatan kegiatan-kegiatan dalam stasiun-stasiun kerja harus mengikuti urutan pengerjaan benda kerja sesuai dengan rencana proses produksi. Sedangkan menurut Ferdinando (2006) yaitu terkait dengan menggunaan simulasi sebagai upaya untuk mengoptimalkan yaitu Keseimbangan lintasan merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh industri perakitan. Oleh karena itu disusunlah metode optimasi untuk mendapatkan solusi optimal dari suatu permasalahan keseimbangan lintasan. Selain itu simulasi juga sebagai alat untuk mengukur kinerja dari skenario yang direncanakan dibandingkan dengan skenario awal sebelum diadakan analisa.
Simulasi selain sebagai salah satu pendukung keputusan juga dapat digunakan sebagai senjata terakhir dalam pemecahan suatu masalah, oleh karena itu disini digunakan software Arena sebagai alat untuk mengukur kinerja dari skenario pengerjaan assembling.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Internet Summit 2009 in Surabaya

Industrial engineering

Ulama Internasional Dukung Turki Soal Tuduhan Genosida